Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Yang terhormat Ibu guru wali kelas…
Dan teman – teman yang saya banggakan !
Yang terhormat Ibu guru wali kelas…
Dan teman – teman yang saya banggakan !
Sebelumnya marilah kita panjatkan
puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita semua masih diberi kesempatan
untuk dapat hadir di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.
Ibu guru… dan teman – teman yang
saya sayangi.
Transportasi didefinisikan oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan
dari berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial. Tipe kegiatan sosial ekonomi yang
berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan
pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan
mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kemacetan terjadi
setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur pergerakan para pekerja dan
siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan sekolah. Di bagian utara,
termasuk Sleman kemacetan setiap pagi dan sore dapat dirasakan misalnya pada
ruas Jalan Nyi Condrolukito (AM Sangaji), Jalan Affandi (Gejayan), serta Jalan
Kaliurang terutama pada persimpangan dengan Jalan Lingkar Utara. Hal yang sama
terjadi pada wilayah lain yang memiliki para pekerja dan anak sekolah relatif
besar di Kota Yogyakarta, misalnya Bantul. Seperti diketahui, ketiga wilayah
ini memiliki keterkaitan kegiatan sosial ekonomi yang erat, yang membentuk
aglomerasi wilayah Yogyakarta-Sleman-Bantul (Kartamantul).
Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjang
cenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan
kepulangan, kemacetan parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota
(misalnya Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada
rentang di antara masa tersebut, kemacetan dapat dirasakan di pusat kota
sebagai lokasi menginap dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman),
serta jalan-jalan menuju objek wisata, seperti Jalan Parangtritis. Kemacetan
harian yang dominan ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup
internal.
Maka dari itu diperlukan upaya untuk mengurangi
kemacetan, berdasarkan hasil survei kepada beberapa mahasiswa dapat diketahui
upaya – upaya untuk mengurangi kemacetan. Pertama, membangun sarana
transportasi yang baik dan layak. Kedua, memperbaiki fasilitas angkutan umum di
kota besar. Ketiga, mengurangi volume kendaraan. Terakhir , menerapkan sistem
perpajakan kepada setiap kendaraan.
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan, bila ada
salah kata maupun perbuatan saya mohon ma`af dan terima kasih atas
perhatiannya.
Wassalam mualaikum warrah matullahiwabarakatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar