Senin, 14 Desember 2015

B. indonesia “Teks Eksposisi Berupa Pidato”



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang terhormat Ibu guru wali kelas…
Dan teman – teman yang saya banggakan !

Sebelumnya marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita semua masih diberi kesempatan untuk dapat hadir di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.

Ibu guru… dan teman – teman yang saya sayangi.
Transportasi didefinisikan oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan dari berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial. Tipe kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.

Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kemacetan terjadi setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur pergerakan para pekerja dan siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan sekolah. Di bagian utara, termasuk Sleman kemacetan setiap pagi dan sore dapat dirasakan misalnya pada ruas Jalan Nyi Condrolukito (AM Sangaji), Jalan Affandi (Gejayan), serta Jalan Kaliurang terutama pada persimpangan dengan Jalan Lingkar Utara. Hal yang sama terjadi pada wilayah lain yang memiliki para pekerja dan anak sekolah relatif besar di Kota Yogyakarta, misalnya Bantul. Seperti diketahui, ketiga wilayah ini memiliki keterkaitan kegiatan sosial ekonomi yang erat, yang membentuk aglomerasi wilayah Yogyakarta-Sleman-Bantul (Kartamantul).

Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjang cenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan kepulangan, kemacetan parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota (misalnya Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada rentang di antara masa tersebut, kemacetan dapat dirasakan di pusat kota sebagai lokasi menginap dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman), serta jalan-jalan menuju objek wisata, seperti Jalan Parangtritis. Kemacetan harian yang dominan ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup internal.

Maka dari itu diperlukan upaya untuk mengurangi kemacetan, berdasarkan hasil survei kepada beberapa mahasiswa dapat diketahui upaya – upaya untuk mengurangi kemacetan. Pertama, membangun sarana transportasi yang baik dan layak. Kedua, memperbaiki fasilitas angkutan umum di kota besar. Ketiga, mengurangi volume kendaraan. Terakhir , menerapkan sistem perpajakan kepada setiap kendaraan.

Demikian pidato yang dapat saya sampaikan, bila ada salah kata maupun perbuatan saya mohon ma`af dan terima kasih atas perhatiannya.
Wassalam mualaikum warrah matullahiwabarakatu.

Tidak ada komentar: