Kamis, 09 Desember 2021

FISIKA - Pengukuran

Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti tidak lepas dari angka, misalnya saja ketika kita ingin mengisi biodata pasti ada pertanyaan 'Berapa tinggi badan dan berat badan anda?' maka sebelum kamu menuliskan jawaban di lembar biodata tersebut kamu harus melakukan pengukuran tinggi dan berat badan kamu, untuk mengukur tinggi dan berat badan kita memerlukan sebuah alat bantu seperti meteran dan timbangan untuk pengukuran. Nah, dalam tulisan saya kali ini akan membahas tentang pengukuran yang biasanya akan kamu temukan dalam pelajaran Fisika, seperti apa sebenarnya pengukuran ini baca terus sampai habis ya.

Dikutip dari wikipedia, Pengukuran adalah suatu kegiatan pemberian angka terhadap suatu objek dengan menentukan besaran, dimensi atau kapasitasnya, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur, alat ukur yang sering kita jumpai seperti penggaris, meteran, timbangan, stopwatch dan masih banyak lagi. Dalam menggunakan alat ukur kita akan diberikan suatu hasil pengukuran berupa angka, yang disebut dengan angka penting. Angka penting terdiri dari angka pasti dan angka taksiran yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan, semakin teliti suatu pengukuran, maka semakin banyak angka penting yang dituliskan.

Pengukuran dengan Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu skala utama dan skala nonius. Adapun ketelitian jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm. Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur panjang, diameter luar, diameter dalam dan kedalaman suatu benda dengan tingkat ketelitian jangka sorong. Sebelum mengetahui cara membaca jangka sorong alangkah baiknya kita tahu bagian-bagian dari jangka sorong, seperti berikut ini.


 Jangka Sorong (Sumber: Joaquim Alves Gaspar, CC BY 2.5)

Keterangan:
1 - Rahang pengukur panjang/diameter luar
2 - Rahang pengukur panjang/diameter dalam
3 - Pengukur kedalaman
4 - Skala utama (cm)
5 - Skala utama (inch)
6 - Skala nonius (mm)
7 - Skala nonius (inch)
8 - Pengunci geser

Jika sudah mengenal bagian-bagian dari jangka sorong, selanjutnya adalah mengetahui bagaimana cara membaca pengukuran dengan jangka sorong dan menghitung hasil ukurnya, seperti contoh berikut.

Hasil ukur       = skala utama + skala nonius
                            = 3,10 cm + (9 x 0,01 cm)
                            = 3,10 cm + 0,09 cm
                            = 3,19 cm 

Pada skala utama menunjukkan angka 3,1 cm (cara membacanya skala besar sebelum angka nol pada skala nonius adalah skala utama) dan pada skala nonius menunjukkan angka 9 (cara membacanya pada skala kecil cari jarum/garis yang sejajar dengan garis dari skala utama). Hasil pengukuran dengan jangka sorong memiliki tiga angka penting, angka yang muncul pada skala utama (3,10 cm) adalah angka pasti dan angka yang muncul pada skala nonius adalah angka taksiran (0,09 cm). 

Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup

Sama dengan jangka sorong, Mikrometer sekrup mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius/putar. Mikrometer sekrup biasanya digunakan untuk mengukur panjang, diameter dan ketebalan suatu benda dengan ketelitian satu tingkat di atas jangka sorong (lebih teliti daripada jangka sorong). Adapun ketelitian mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. Sebelum mengetahui cara membaca Mikrometer Sekrup alangkah baiknya kita tahu bagian-bagian dari Mikrometer Sekrup, seperti berikut ini.

                                                                    Mikrometer Sekrup (Sumber: Kompas.com)

Keterangan:
1 - Frame
2 - Poros tetap
3 - Poros geser
4 - Pengunci
5 - Skala utama (mm)
6 - Skala nonius (mm)
7 - Rachet

Bagian dari Mikrometer sekrup terlihat lebih sedikit/sederhana dibandingkan dengan Jangka sorong, jika sudah mengenal bagian-bagian dari mikrometer sekrup, selanjutnya adalah mengetahui bagaimana cara membaca pengukuran dengan mikrometer sekrup dan menghitung hasil ukurnya, seperti contoh berikut.

Hasil ukur       = skala utama + skala nonius/putar
                            = 10 mm + (40 x 0,01 mm)
                            = 10 mm + 0,40 mm
                            = 10,4 mm

Pada skala utama menunjukkan angka 10 mm (cara membaca skala utama adalah angka yang muncul sebelum/yang paling mendekati batas skala nonius) dan pada skala nonius menunjukkan angka 40 (cara membaca skala nonius pada mikrometer sekrup sama dengan cara membaca pada jangka sorong yakni, angka pada skala nonius diambil dari garis yang sejajar dengan skala utama). Banyaknya angka penting pada hasil pengukuran menggunakan mikrometer sekrup adalah tiga angka penting, 1 dan 0 adalah angka pasti, sedangkan angka 4 adalah angka taksiran.

Pengukuran dengan Neraca Ohauss

Neraca Ohauss merupakan alat ukur untuk menentukan berat suatu benda, neraca ohauss ada berbagai macam seperti neraca ohauss 2 lengan, neraca ohauss 3 lengan, neraca ohauss 4 lengan dan neraca ohauss digital, semuanya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menimbang berat suatu benda. Pada pengukuran dengan neraca ohauss, yang harus dilakukan saat membaca hasil pengukuran adalah menjumlahkan semua angka yang ditunjuk pada setiap lengan, mulai dari lengan ratusan, puluhan dan terakhir satuan. Berikut contoh cara membaca hasil ukur pada neraca ohauss tiga lengan.

                                                                    Neraca Ohauss tiga lengan

Hasil ukur      = lengan ratusan + lengan puluhan + lengan satuan
                           = 200 + 90 + 7,5
                           = 297,5 gram 

Selain tiga alat pengukuran di atas masih banyak lagi alat-alat yang dapat membantu kita untuk melakukan pengukuran, namun tiga alat tersebut adalah alat yang paling sering di ajarkan dalam pelajaran fisika, setidaknya kamu tahu bagaimana cara menggunakan dan cara membaca hasil ukur dari ketiga alat tersebut. Untuk lebih detail mengenai alat-alat ukur tersebut kamu bisa pelajari nanti, tapi yang paling penting kamu tau cara membaca hasil ukurnya. Sekian mapel Fisika bab pengukuran kali ini sampai bertemu di bab-bab selanjutnya.

Tidak ada komentar: